Hama dan penyakit adalah ancaman bagi tiap tanaman budidaya. Tak hanya bisa merusak tanaman atau membuat pertumbuhan bibit kelapa kopyor terancam, hama bahkan bisa membuat tanaman mati. Oleh sebab itu, pengendalian hama sangat diperlukan. Pembudidaya kelapa harus telaten.
Pengendalian hama
memilik arti bahwa petani harus bisa menekan penyakit dan hama yang memiliki
kemungkinan merusak tanaman. Tanaman yang rusak hanya akan meniptakan kerugian
bagi pembudidaya. Jadi, populasi hama dan penyakit pada tanaman harus ditekan
sebisa mungkin. Jangan sampai karena hama dan penyakit, usaha budidaya menjadi
kacau, rusak, dan malah menimbulkan kerugian besar.
Sebelum melakukan
pengendalian hama, pembudidaya sebaiknya mengenali dan mengetahui gejala-gejala
penyakit pada tanaman sedini mungkin. Dengan begitu biaya untuk mengatasinya
bisa ditekan seminim mungkin. Bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati?
Usaha pencegahan
atau upaya preventif perlu dilakukan. Pembudidaya bisa memulainya dengan
merawat tanaman dengan baik agar tetap sehat. Dengan meningkatkan usaha
preventif tersebut, risiko terserang hama dan penyakit bisa ditekan dan
produksi yang dihasilkan bisa lebih memuaskan. Hanya perlu ketelatenan dan
kekonsistenan dalam merawat tanaman.
Hama memang dapat
mengancam tanaman. Namun, Anda tak perlu khawatir. Dengan memahami gejala dan
cara penanganan yang baik dan benar, hama pasti bisa dikendalikan.
Hama Penyerang
Tanaman Kelapa
Ada beberapa hama
yang biasa menyerang tanaman kelapa antara lain, yaitu: kumbang, ulat, belalang
hingga ngengat kelapa.
Terdapat beberapa
jenis kumbang yang sering menjadi hama bagi tanaman kelapa. Kumbang badak atau kwangwung
adalah salah satunya. Kumbang ini berwarna hitam kecoklatan dengan kepala
kecil bertanduk. Kumbang satu ini bisa ditemui di seluruh penjuru dunia kecuali
di Amerika.
Serangga satu ini
merusak tanaman dengan cara menggerek pupus daun kelapa. Pembudidaya harus tahu
gejala yang muncul akibat serangan serangga bernama ilmiah Oryctes
rhinoceros L.Kumbang dewasa mengincar pucuk kelapa untuk mencari bagian
yang muda dan lunak serta mengandung banyak air. Setelah itu, kumbang akan
mengisap cairan yang ada di situ.
Jika kerusakan
yang diakibatkan oleh kumbang ini sampai pada titik tumbuh, maka kelapa tidak dapat
membentuk daun baru lagi sebelum akhirnya mati perlahan-lahan. Serangan dari
serangga ini juga dapat menjadi awal dari hama lainnya. Luka yang disebabkan
oleh kumbang badak mengakibatkan serangan hama sekunder, yaitu kumbang sagu. Anda bisa
mengendalikan hama kumbang badak ini dengan tiga cara, yaitu sanitasi, cara
biologis, dan cara kimiawi.
Cara sanitasi
adalah dengan membersihkan kebun dari sisa-sisa tanaman. Anda bisa membakar
kotoran kebun itu atau menguburkannya di tanah. Pembersihan bisa dilakukan setiap
1 – 2 bulan. Dengan keadaan kebun yang bersih, tak ada kesempatan bagi larva
untuk hidup dan bertelur.
Pengendalian
dengan cara biologis dilakukan dengan menggunakan cendawan meterrhizium
anisopilae. Cendawan ini bisa menyerang larva meski daya bunuhnya tak
terlalu kuat.
Yang terakhir
adalah pengendalian kimiawi. Pengendalian jenis ini menggunakan obat-obatan
kimia pada pucuk pohon, misalnya dengan menggunakan Basudin 10-G sebanyak 10 g –
20 g per pohon atau Furadan 3-G sebanyak 40 g – 50 g per pohon; atau dengan
menyemprotkan Hostation 40 EC dengan dosis 5 cc per liter air. Pemberian obat
bisa dilakukan setiap tiga bulan.
Belalang
Sexava (Sexava Sp.)
Hama ini memakan
daun kelapa. Belalang dewasa memakan daun yang tua. Namun, jika daun yang tua
sudah habis, belalang juga akan memakan daun muda. Bahkan, tak jarang hama ini
memakan buah yang masih muda ataupun bunga pada pohon. Seekor belalang, untuk
melangsungkan hidupnya, membutuhkan 20 cm daun setiap malam. Belalang jenis ini
bisa menghabiskan seluruh daun pada pohon kelapa yang ditumpanginya. Jadi,
apabila pengendalian hama tak segera dilakukan, maka tak ayal jika nantinya
pohon akan mati.
Pengendalian hama
ini bisa dilakukan dengan menanam tanaman penutup tanah. Selain memaksimalkan
lahan dan menyuburkan tanah, tanaman penutup tanah bisa mengurangi jumlah telur
belalang bahkan menghindarinya.
Anda juga bisa
melakukan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian jenis ini memanfaatkan
obat-obatan kimia. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan
Baythroid 50 WSC dengan dosis 1 cc – 2 cc per liter air atau dengan BHC sesuai
dengan dosis yang telah dianjurkan.
Ulat Siput
(Darna catenatus)
Ulat siput juga
merupakan hama bagi tanaman kelapa. Ulat siput yang masih muda menyerang
anak-anak daun kelapa bagian bawah secara random. Biasanya, daun-daun yang
mengalami rusak parah akan menjadi berwarna merah sauh. Serangan yang hebat
bisa berakibat pada tandan-tanda buah dan daun. Lebih jauh, hal ini menjadikan
buah bisa gugur.
Pengendalian hama
ini dapat dikerjakan dengan cara mekanis, biologis, dan kimiawi. Pengendalian
mekanis bisa dilakukan dengan memangkas bagia yang terserang oleh hama. Sedangkan dalam cara kimiawi dapat dilakukan
dengan cara menggunakan insektisida seperti yang digunakan untuk mengendalikan
hama artona, yaitu Agrotion 50 EC sebanyak 2 cc per liter atau Basudin 60 EC
dengan dosis 2 cc – 3 cc per liter air.
Jika Anda
tertarik untuk memulai menjadi pembudidaya kelapa kopyor, Vista Agro siap
membantu menyediakan bibit kelapa kopyor unggulan yang terpercaya. Bibit kelapa
kopyor unggul sangat mempengaruhi hasil. Makin unggul bibit, makin maksimal
pula hasil yang akan dipanaen. Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa
dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp
(WA): 082136461851
Tidak ada komentar:
Posting Komentar