Kamis, 09 April 2020

Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa



Hama dan penyakit adalah ancaman bagi tiap tanaman budidaya. Tak hanya bisa merusak tanaman atau membuat pertumbuhan bibit kelapa kopyor terancam, hama bahkan bisa membuat tanaman mati. Oleh sebab itu, pengendalian hama sangat diperlukan. Pembudidaya kelapa harus telaten. 

Pengendalian hama memilik arti bahwa petani harus bisa menekan penyakit dan hama yang memiliki kemungkinan merusak tanaman. Tanaman yang rusak hanya akan meniptakan kerugian bagi pembudidaya. Jadi, populasi hama dan penyakit pada tanaman harus ditekan sebisa mungkin. Jangan sampai karena hama dan penyakit, usaha budidaya menjadi kacau, rusak, dan malah menimbulkan kerugian besar. 

Sebelum melakukan pengendalian hama, pembudidaya sebaiknya mengenali dan mengetahui gejala-gejala penyakit pada tanaman sedini mungkin. Dengan begitu biaya untuk mengatasinya bisa ditekan seminim mungkin. Bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati? 

Usaha pencegahan atau upaya preventif perlu dilakukan. Pembudidaya bisa memulainya dengan merawat tanaman dengan baik agar tetap sehat. Dengan meningkatkan usaha preventif tersebut, risiko terserang hama dan penyakit bisa ditekan dan produksi yang dihasilkan bisa lebih memuaskan. Hanya perlu ketelatenan dan kekonsistenan dalam merawat tanaman.

Hama memang dapat mengancam tanaman. Namun, Anda tak perlu khawatir. Dengan memahami gejala dan cara penanganan yang baik dan benar, hama pasti bisa dikendalikan. 

Hama Penyerang Tanaman Kelapa

Ada beberapa hama yang biasa menyerang tanaman kelapa antara lain, yaitu: kumbang, ulat, belalang hingga ngengat kelapa.

Terdapat beberapa jenis kumbang yang sering menjadi hama bagi tanaman kelapa. Kumbang badak atau kwangwung adalah salah satunya. Kumbang ini berwarna hitam kecoklatan dengan kepala kecil bertanduk. Kumbang satu ini bisa ditemui di seluruh penjuru dunia kecuali di Amerika. 

Serangga satu ini merusak tanaman dengan cara menggerek pupus daun kelapa. Pembudidaya harus tahu gejala yang muncul akibat serangan serangga bernama ilmiah Oryctes rhinoceros L.Kumbang dewasa mengincar pucuk kelapa untuk mencari bagian yang muda dan lunak serta mengandung banyak air. Setelah itu, kumbang akan mengisap cairan yang ada di situ. 

Jika kerusakan yang diakibatkan oleh kumbang ini sampai pada titik tumbuh, maka kelapa tidak dapat membentuk daun baru lagi sebelum akhirnya mati perlahan-lahan. Serangan dari serangga ini juga dapat menjadi awal dari hama lainnya. Luka yang disebabkan oleh kumbang badak mengakibatkan serangan hama sekunder, yaitu kumbang sagu. Anda bisa mengendalikan hama kumbang badak ini dengan tiga cara, yaitu sanitasi, cara biologis, dan cara kimiawi. 
 
Cara sanitasi adalah dengan membersihkan kebun dari sisa-sisa tanaman. Anda bisa membakar kotoran kebun itu atau menguburkannya di tanah. Pembersihan bisa dilakukan setiap 1 – 2 bulan. Dengan keadaan kebun yang bersih, tak ada kesempatan bagi larva untuk hidup dan bertelur.
Pengendalian dengan cara biologis dilakukan dengan menggunakan cendawan meterrhizium anisopilae. Cendawan ini bisa menyerang larva meski daya bunuhnya tak terlalu kuat. 

Yang terakhir adalah pengendalian kimiawi. Pengendalian jenis ini menggunakan obat-obatan kimia pada pucuk pohon, misalnya dengan menggunakan Basudin 10-G sebanyak 10 g – 20 g per pohon atau Furadan 3-G sebanyak 40 g – 50 g per pohon; atau dengan menyemprotkan Hostation 40 EC dengan dosis 5 cc per liter air. Pemberian obat bisa dilakukan setiap tiga bulan. 

Belalang Sexava (Sexava Sp.)

Hama ini memakan daun kelapa. Belalang dewasa memakan daun yang tua. Namun, jika daun yang tua sudah habis, belalang juga akan memakan daun muda. Bahkan, tak jarang hama ini memakan buah yang masih muda ataupun bunga pada pohon. Seekor belalang, untuk melangsungkan hidupnya, membutuhkan 20 cm daun setiap malam. Belalang jenis ini bisa menghabiskan seluruh daun pada pohon kelapa yang ditumpanginya. Jadi, apabila pengendalian hama tak segera dilakukan, maka tak ayal jika nantinya pohon akan mati. 

Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan menanam tanaman penutup tanah. Selain memaksimalkan lahan dan menyuburkan tanah, tanaman penutup tanah bisa mengurangi jumlah telur belalang bahkan menghindarinya. 

Anda juga bisa melakukan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian jenis ini memanfaatkan obat-obatan kimia. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan Baythroid 50 WSC dengan dosis 1 cc – 2 cc per liter air atau dengan BHC sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan.

Ulat Siput (Darna catenatus)

Ulat siput juga merupakan hama bagi tanaman kelapa. Ulat siput yang masih muda menyerang anak-anak daun kelapa bagian bawah secara random. Biasanya, daun-daun yang mengalami rusak parah akan menjadi berwarna merah sauh. Serangan yang hebat bisa berakibat pada tandan-tanda buah dan daun. Lebih jauh, hal ini menjadikan buah bisa gugur.

Pengendalian hama ini dapat dikerjakan dengan cara mekanis, biologis, dan kimiawi. Pengendalian mekanis bisa dilakukan dengan memangkas bagia yang terserang oleh hama.  Sedangkan dalam cara kimiawi dapat dilakukan dengan cara menggunakan insektisida seperti yang digunakan untuk mengendalikan hama artona, yaitu Agrotion 50 EC sebanyak 2 cc per liter atau Basudin 60 EC dengan dosis 2 cc – 3 cc per liter air.

Jika Anda tertarik untuk memulai menjadi pembudidaya kelapa kopyor, Vista Agro siap membantu menyediakan bibit kelapa kopyor unggulan yang terpercaya. Bibit kelapa kopyor unggul sangat mempengaruhi hasil. Makin unggul bibit, makin maksimal pula hasil yang akan dipanaen. Jika Anda berlokasi di sekitar Jogja, Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keuntungan Menanam Pohon Kelapa

  Menanam pohon kelapa memberikan berbagai keuntungan ekonomi, ekologis, dan sosial. Berikut adalah beberapa manfaat atau keuntungan yang ...