Senin, 27 April 2020

Inilah Proses Panen dan Pascapanen Pohon Kelapa




Panen adalah waktu yang paling ditunggu oleh petani. Bagimana tidak, di masa panenlah, jerih payah yang berlangsung pada masa perawatan terbayar. Pada masa panen itu, petani memetik buah atas apa yang telah mereka tanam dan usahakan.

Sejak dari bibit kelapa kopyor, petani sudah mulai merawat dan memperhatikan tanaman. Petani juga yang menyiapkan lahan dan menjaga agar tanaman tetap sehat. Lalu, ketika proses pertumbuhan tanaman, petani harus tetap telaten memperhatikan tumbuh kembang tanaman. Jadi, tidak mengaetkan apabila masa panen jadi saat paling ditunggu. Sebab, di masa panen (pemetikan buah) petani bisa balik modal dan mendapat untung dari apa yang sudah diusahakan.

Namun, apakah panen bisa dilakukan secara sembarangan? Jawabanya, tentu tidak. Sebab, apabila panen dikerjakan secara serampangan malah akan menimbulkan dampak negatif. Panen sembarangan bisa menurunkan kualitas buah atau bahkan merusak tanaman.

Penurunan kualitas buah ini bisa berdampak pada turunnya minat konsumen kepada buah kelapa dari 
kebun kita. Begitupun kerusakan pada tanaman yang punya dampak tak kalah mengerikan. Kerusakan pohon kelapa bisa memicu hama dan penyakit pada pohon. Hal itu jika dibiarkan bisa memicu kematian pada pohon kelapa.

Maka dari itu, kita perlu mengetahui tata dan cara melakukan panen ang benar. Sebab, dengan panen yang benar, kualitas buah yang kita petik akan terjaga dan pohon pun tidak rusak.
Lalu, apa saja yang harus diketahui sebelum melakukan panen kelapa?

Umur Panen yang Baik

Biasanya, tanaman kelapa, khususnya yang berjenis kelapa genjah, mulai menghasilkan buah pada umur 3 – 4 tahun. Makin bertambah usia tanaman, maka makin banyak buah yang akan dihasilkan. Namun, pohon kelapa punya titik maksimal, yaitu pada umur  10 – 18 tahun. Setelah umur itu, produksi buah pada pohon akan berangsur menurun. Penurunan produksi yang merosot tajam biasanya ketika pohon kelapa sudah masuk usia 40 tahun.

Lain hal pada kelapa jenis dalam. Kelapa jenis dalam menghasilkan buah pada umur 6 – 8 tahun. Sama seperti jenis sebelumnya, semakin tua, semakin lebat pula buahnya. Pada kelapa ini, pembuahan maksimal terjadi di umur 15 – 20 tahun. Dan produksi mulai merosot di umur setelahnya.

Ketika buah kelapa sudah masak, panen sudah sipa dilakukan. Kelapa yang masak ini ditandai dengan penampakan sabut yang mulai kering; tempurung berwarna hitam dan buah memiliki berat yang lebih ringan dari pada berat kelapa yang masih muda. Biasanya, buah kelapa yang sudah tua itu akan jatuh dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan pada buah yang tua tangkai itu sudah mulai mudah putus dan rapuh.

Biasanya, buah akan mulai jatuh pada bulan ke 11 dan 12. Terhitung sejak terjadinya penyerbukan, buah kelapa butuh waktu sekitar 11 – 12 bulan untuk pembentukan buah.
perlakuan berbeda bisa dilakukan pada buah yang akan dijadikan benih. Khusus untuk buah yang akan dijadikan benih, pemetikan paling baik dilakukan saat umur 11 – 12 bulan setelah penyerbukan. 
 Pada umur itu buah kelapa sudah masak di pohon. Biasanya, pada umur itu, kelapa sudah mudah untuk dipetik (dilepas dari tangkainya).

Pada kelapa, baik genjah maupun jenis dalam, tak dikenal masa panen raya. Tak seperti kopi, cengkeh, randu, atau cokelat, pohon kelapa tampaknya tak menunjukkan adanya perioditas musim berbungan dan berbuah secara jelas. Artinya, pohon ini akan terus berbunga dan berbuah sepanjang musim.

Proses Pemetikan Buah Kelapa

Pemetikan kelapa bisa dilakukan dengan interval waktu 1 – 2bulan. Jika interval waktunya lebih dari dua bulan, maka kemungkinan besar kelapa sudah banyak yang jatuh di tanah. Namun, jika pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, hal itu tak efisien.

Cara pemetikan sangat terfantung pada letak dan ketinggian buah kelapa. Pada kelapa genjag, di tahun pertama, pemetikan bisa dilakukan langsung menggunakan tangan tanpa perlu memanjat pohon. Jika pohon sudah tumbuh dan tak bisa digapai langsung menggunakan tangan, biasanya pemanen dapat memanfaatkan beberapa alat seperti sabit atau arit.

Pemetikan pohon kelapa yang tinggi biasa dilakukan dengan cara memanjatnya langsung. Setelah itu, janjang buah dipotong dengan menggunakan sabit atau arit yang telah diasah tajam agar buah-buahnya jatuh dan lepas dari tangkainya.

Biasanya, untuk mempermudah proses pemanjatan pohon kelapa, dibikin kowakan atau tataran di tubuh pohon dengan jarak satu sama lainnya sekitar 0,5 m. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada kowakan haruslah sering dibersihkan agar tak membusuk dan menjadi sarang hama kwangmung (orytes rhinoceros).

Selain melakukannya secara manual, Anda bisa menggunakan jasa kera yang sudah terlatih untuk memanen kelapa di kebun Anda. Beberapa daerah di Indonesia memanfaatkan kera untuk membantu proses pemetikan buah kelapa.

Proses Pascapanen

Sama pentingnya dengan proses panen, seorang pembudidaya juga harus mengetahui bagaiman proses yang terjadi pascapanen. Ada banyak hal yang perlu diketahui dalam proses ini, yaitu penyimpanan buah, pengupasan sabut, penggandengan kelapa, hingga pengolahan.

Pada perkebunan besar, hasil panen pada umumnya disimpan terelebih dahulu selama beberapa hari sebelum dibuat kopra. Namun, ternyata, penyimpanan ini memiliki beberapa keuntungan tersendiri seperti memudahkan pelepasan sabut hingga meningkatkan kematangan buah.

Mudah bukan? Apabila Anda tertarik untuk memulai membudidayakan kelapa, khususnya kelapa kopyor, Vista Agro siap membantu menyediakan bibit kelapa kopyor unggul.

Bibit kelapakopyor unggul sangat berpengaruh pada hasil panen yang lebih maksimal. Anda berlokasi di sekitar Jogja? Anda bisa dapat langsung ke tempat kami di Dusun Rejek Lor, RT 02/ RW 24, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kami juga bisa dihubungi di nomor WhatsApp (WA): 082136461851

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keuntungan Menanam Pohon Kelapa

  Menanam pohon kelapa memberikan berbagai keuntungan ekonomi, ekologis, dan sosial. Berikut adalah beberapa manfaat atau keuntungan yang ...